makalah tentang keadilan dalam prespektif islam

BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Adil terdiri dari dua suku kata, tapi berjuta kesulitan untuk melaksanakannya.Bahkan penulis katakan bahwa hampir tidak ada manusia yang bisa melaksanakan adil dengan sempurna.Entah kenapa adil sangat sulit dilakukan.
Islam sangat menjunjung tinggi keadilan dalam setiap aspek kehidupan.Keadilan merupakan ciri atau kunci ajaran Islam. Setiap kaum muslimin memperoleh hak dan kewajiban yang sama. Hak disini dimaknai bahwa setiap muslim akan mendapatkan keadilan hukum yang sama. Dengan keadilan, orang akan merasa aman dan nyaman.
Keadilan ini tersurat dalam landasan hukum Islam baik Al­-Qur’an maupun hadits.Keadilan kehidupan sosial, politik, keamanan dan lainnya.Banyak di dalam sendi kehidupan kita harus meletakkan keadilan seperti pernikahan, perceraian, rujuk, menetapkan putusan dan lain-lain.
Tidak bisa dibayangkan jika didunia ini tanpa ada keadilan. Semua manusia akan saling curiga dimana tidak ada orang yang bisa dipercaya. Akhirnya sebuah kekacauan akan terjadi. Peran seorang pemimpin dalam memimpin kepemimpinannya akan diuji apakah pemimpin itu adil atau tidak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas bahwa dapat kita ambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud adil?
2. Apa saja macam-macam keadilan?
3. Mengapa kita wajib  berlaku adil?
4. Apa hikmah berperilaku adil?


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Adil
Adil menurut bahasa adalah tidak berat sebelah, tidak memihak atau menyamakan yang satu dengan yang lain, meletakkan sesuatu pada tempatnya, bersikap proporsional, dan memihak kepada yang benar.
Adil menurut istilah adalah seimbang atau tidak memihak dan memberikan hak kepada orang yang berhak menerimanya tanpa ada pengurangan, dan meletakkan segala urusan pada tempat yang sebenarnya tanpa ada aniaya, dan mengucapkan kalimat yang benar tanpa ada yang ditakuti kecuali terhadap Allah SWT saja.Kemudian menetapkan suatu kebenaran terhadap dua masalah atau beberapa masalah untuk dipecahkan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh agama.Dengan demikian perbuatan adil adalah suatu tindakan yang berdasar kepada kebenaran, bukan mengikuti kehendak hawa nafsu pribadi. Allah swt berfirman dalam Q.S. Al-Maidah ayat 8 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Adil sering diartikan sebagai sikap moderat, obyektif terhadap orang lain dalam memberikan hukum, sering diartikan pula dengan persamaan dan keseimbangan dalam memberikan hak orang lain., tanpa ada yang dilebihkan atau dikurangi. Seperti yang dijelaskan dalam Q.S. Ar-Rahman/55 ayat 7-9 yang artinya:
“ Dan Allah telah meninggikan langit-langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan) suapaya kamu jangan melampaui batas neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu”
Kata adil sering disinonimkan dengan kata al musawah (persamaan) dan al qisth (moderat/seimbang) dan kata adil  dilawankan dengan kata dzalim.
Sebagai umat Islam yang beriman, kita dituntut untuk selalu menegakan kebenaran karena Allah, bila kita menjadi saksi maka kita harus menjadi saksi yang sebenar-benarnya, dan sejujur-jujurnya.Kita tidak boleh berbohong atau memihak pada salah satu pihak, karena itu termasuk perbuatan yang tidak adil.Kemudian yang selanjutnya, adalah nasihat bagi para pemimpin dan kita semua.Dimana sebagai seorang pemimpin harus adil kepada seluruh rakyatnya dan tidak terkecuali kepada musuhnya atau rakyat yang tidak memihak kepadanya.
Contoh yang paling baik untuk berperilaku adil adalah pada diri Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW selalu berbuat adil dan menegakkan keadilan kepada seluruh umatnya, dalam haditnya beliau bersabda yang artinya :
“Jika sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya.”(HR. Bukhari)
Dari hadits ini dapat kita ambil kesimpulan bawa Nabi Muhammad tidak membeda-bedakan, walaupun anaknya sendiri apabila Fatimah tertangkap mencuri Nabi Muhammad SAWakan tetap memberikan sanksi yang tegas yaitu akan memotong tangannya.
Pengertian adil menurut Ulama adalah sebagai berikut:
1. Adil dalam arti “sama”
Dalam arti memperlakukan sama terhadap orang-orang, tidak membedakan hak-haknya.

Firman Allah dalam Q.S. An-Nisa (4) ayat 58 sebagai berikut :

۞ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.”(Q.S. An-Nisa : 58)

2. Adil dalam arti “seimbang”
Keseimbangan sangat diperlukan dalam suatu kelompok yang didalamnya terdapat beragam bagian yang bekerja menuju satu tujuan tertentu.Dengan terhimpunnya bagian-bagian itu, kelompok tersebut dapat berjalan atau bertahan sesuai tujuan kehadirannya.

Firman Allah dalam surah Al-Infithar (82) ayat 6-7 yaitu :

يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ
الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ

Artinya :
”Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah.Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuhmu) seimbang.” (Q.S. Al-Infithar :6-7)
Kata عدل dalam ayat tersebut berarti seimbang. Tubuh manusia akan normal selama bagian-bagian tubuh itu semua bekerja atau berfungsi sesuai tujuan kehadirannya.
3. Adil dalam arti “Perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan hak-hak itu kepada setiap pemiliknya”
Pengertian inilah yang didefinisikan dengan “menempatkan sesuatu pada tempatnya” atau “memberi pihak lain haknya melalui jalan yang terdekat”. Lawannya adalah kedzaliman dalam arti melanggar hak-hak pihak lain. Pengertian ini melahirkan keadilan sosial.
4. Adil yang dinisbatkan kepada Ilahi
Adil disini artinya memelihara kewajaran atas berlanjutnya eksistensi, tidak mencegah kelanjutan eksistensi dan perolehan rahmat sewaktu terdapat banyak kemungkinan untuk itu”.Keadilan Ilahi merupakan rahmat dan kebaikanNya.Keadilannya mengandung konsekwensi bahwa rahmat Allah SWT tidak tertahan untuk diperoleh, sejauh makhluk itu dapat meraihnya.
Jadi, adil yaitu keadilan secara mutlak dalam setiap keadaan yang dihadapi oleh tiap individu dan masyarakat, baik ia seorang hakim atau yang dihakimi, kaya atau miskin, kuat atau lemah, lelaki atau wanita, besar atau kecil, kerabat atau orang jauh, lawan atau teman, karena melakukan keadilan termasuk amal perbuatan yang paling utama dan termasuk kewajiban dalam agama.[1]
B.  Macam-Macam Perilaku Adil

Hadis diriwayatkan oleh Muslim
اِنَّ المُقِطِيْنَ على مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ عَنْ يَمِيْنِ الرَّحْمَنِ وَ كِلْتَا يَدَيْهِ يَمِيْنُ، الذِّيْنَ يَعِدِلُوْنَ في حُكْمِهِمْ وَاَهْلِيْهِمْ وما وَلَّوْا (رواه مسلم)
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang adil berada diatas mimbar-mimbar dari cahaya disisi Ar Rahman (Maha Penyayang), kedua tangannya sebelah kanan, mereka yang adil dalam keputusan mereka. (HR. Muslim)
Berlaku adil dapat diklasifikasikan kepada empat bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Berlaku adil kepada Allah SWT, yaitu menjadikan Allah SWT sebagi satu-satunya Tuhan yang memiliki kesempurnaan. Kita sebagai makhluk-Nya harus senantiasa tunduk dan patuh perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.Maksud dari berlaku adil kepada Allah adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Az-Dzariaat ayat 56 yang artinya :
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(QS. Az-Dzariaat:56)
Kita harus yakin bahwa nikmat yang kita terima selama hidup di dunia ini adalah pemberian dari Allah SWT.Maka berbuat adil dalam arti berlaku proporsional kepada Allah adalah dengan memenuhi hak-Nya.
Hak Allah SWT adalah disembah, dan kewajiban kita adalah menyembahnya.Ini bisa dilakukan dengan menjalankan segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Berlaku adil pada diri sendiri, yaitu menempatkan diri pribadi pada tempat yang baik dan benar.Dimana kita harus memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan norma-norma syariat.Diri kita harus terjaga dan terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan, tidak menganiaya diri sendiri dengan menuruti hawa nafsu yang akibatnya dapat mencelakakan diri sendiri.
Contoh berlaku adil terhadap diri sendiri, makan makanan yang halal dan baik.Istirahat yang cukup, tidak menyiksa diri sendiri seperti mentato, minum alkohol, narkoba, dan lain sebagainya.
3. Berlaku adil kepada orang lain, yaitu menempatkan orang lain pada tempat yang sesuai, layak, benar, memberikan hak orang lain dengan jujur dan benar serta tidak menyakiti serta merugikan orang lain. Maksud dari berlaku adil kepada orang lain artinya adalah meletakkan orang lain pada tempat yang seharusnya. Berperilaku adil kepada orang lain harus kita lakukan, dan itu kita lakukan kepada semuanya tidak terkecuali bahkan kepada musuh atau orang yang kita benci sesuai dengan Q.S. Al-Maidah ayat 8.
Contoh berlaku adil kepada orang lain yaitu, tidak menghukum orang lain dengan berlebihan (tidak sesuai dengan besar kesalahannya), tidak mengejek dan menghina karena kita pasti juga tidak mau bila di ejek atau dihina oleh orang lain.
4. Berlaku adil kepada makhluk lain, yaitu dapat memperlakukan makhluk Allah yang lain dengan layak sesuai syariat dan menjaga kelestariannya dengan merawat serta tidak merusaknya. Maksud dari berlaku adil yang ke empat ini adalah kita harus menyayangi dan merawat hewan atau tumbuhan serta lingkungan yang ada disekitar kita.Terlebih lagi apabila kita memelihara hewan seperti burung, kelinci, kucing atau yang lainnya maka kita harus berbuat adil, diantaranya dengan merawatnya dengan sebaik-baiknya, memberikan makan dan minum setiap hari, tidak menyiksanya dan lain sebagainya.
Perilaku adil adalah perilaku yang terpuji, kita dapat membiasakan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang sederhana berikut ini :
1.      Menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi apa saja yang telah di larang oleh Allah SWT.
2.      Memberikan rasa keadilan kepada orang lain, dari mulai keluarga, teman, tetangga dan lain sebagainya.
3.      Selalu mengargai dan menghormati orang lain, tanpa adanya sikap diskriminasi (membeda-bedakan).
4.      Memberikan hak-hak orang lain, misal : tidak merokok di samping orang yang tidak merokok.
5.      Menghormati orang yang sedang berbicara dengan cara mendengarkannya.
6.      Tidak menyakiti diri sendiri, mabuk-mabukan, narkoba dan lain sebagainya.
7.      Tidak suka menyiksa hewan, tidak mengadu hewan, dll.
8.      Selalu merawat hewan dan tumbuhan dengan sebaik-baiknya, juga tidak merusak lingkungan sekitar.
Cara menunjukkan sikap adil kepada orang lain dapat dilakukan dengan
hal-hal berikut :
1.      Memberikan rasa aman kepada orang lain dengan sikap ramah,sopan dan santun.
2.      Patuh pada perintah Allah dan melaksanakan serta menjauhi larangan-Nya.
3.      Menjadi teladan dan menciptakan suasana yang kondusif, tenteram serta rukun.
4.      Bila bermitra harus saling menguntungkan dan memanfaatkan alam untuk kemaslahatan dan kebaikan hidup didunia dan diakhirat.
5.      Tidak sombong atau angkuh bila bergaul dengan masyarakat berbagai lapisan.
6.      Berpikiran positif ( positive thinking ), yaitu berprasangka baik terhadap orang-orang yang ada disekitarnya.
7.      Selalu berbuat kebajikan atau kebaikan terhadap sesama, khususnya fakir miskin.
8.      Selalu menggunakan akal dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
9.      Tidak pilih kasih bila berkawan.
10.  Tidak membuat kerusakan, permusuhan dan kedengkian.
11.  Tidak mendahulukan emosi didalam menghadapi masalah, kumpulkan informasi selengkap mungkin dengan adil dan gunakan rujukan sesuai kehendak Allah SWT.

C.    Kewajiban Berlaku Adil
Wahai manusia bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa Allah ta’ala memerintahkan berbuat adil dan mengabarkan bahwa Ia mencintai orang-orang yang adil. Allah ta’ala berfirman yang artinya :”Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil dan baik”. (QS. An-Nahl : 90) “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang adil”. (QS. Al-Maidah :42) Adil adalah sikap tengah-tengah dalam segala sesuatu dan keadilan adalah karakter yang mengharuskan seseorang menjaga diri dari hilangnya kehormatannya. Rasulullah صلىاللهعليهوسلم berkata “Orang yang adil di sisi Allah di atas mimbar dari cahaya, mereka adalah orang-orang yang adil dalam hukum dan keluarga”. (HR. Muslim)

Sungguh kedudukan adil dalam Islam sangat agung dan pahalanya banyak di sisi Allah.Keadilan itu banyak macamnya dan tiap orang haruslah adil sesuai dengan tanggung jawabnya dalam kehidupan ini.Maka seorang pemimpin wajib adil terhadap rakyatnya. Allah ta’ala berfirman :
۞ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Artinya:
” Sesungguhnya Allah memerintahlan kamu menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan memerintah kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil, Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.”. (QS. An-Nisaa :58)
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tujuh golongan yang Allah lindungi dalam naungan Arsy-Nya pada hari kiamat yang tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya yaitu pemimpin yang adil.”. (HR. Muslim) Wajib bagi Hakim adil dalam menghakimi manusia. Allah SWT berfirman : “ Putuskanlah perkara di antara mereka menurut hukum Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka”. (QS. Al-Maidah :49). Kemudian Allah SWT berfirman : “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (pengganti nabi-nabi sebelumnya) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah”. (QS. Shad:26) dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :Hakim itu ada tiga: dua di neraka dan satu di surga. Hakim yang mengetahui kebenaran (Al-Qur’an dan As-Sunnah) dan menetapkan dengannya maka ia di surga, Hakim yang mengetahui kebenaran tetapi tidak berhukum dengannya dan ia dzalim dalam menetapkan hukum maka ia di neraka, dan hakim yang tidak mengetahui kebenaran lalu menetapkan hukum di atas kebodohannya maka ia di neraka”. (HR.Abu Dawud dan lainnya, shahih). Akan tetapi apabila seorang hakim berniat adil dan mengikuti kebenaran serta berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkannya maka ia diberi pahala seandainya ia salah karena ia tidak berniat salah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:Jika seorang hakim menetapkan hukum dengan ijtihadnya kemudian benar maka ia mendapatkan dua pahala dan bila menetapkan hukum lalu salah maka ia mendapatkan satu pahala”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Orang tua juga wajib adil kepada semua anaknya dalam pemberiannya apakah lelaki atau perempuan.Ia tidak boleh memberi salah seorang anaknya dan membiarkan anaknya yang lain.
Suami diwajibkan adil dalam pemberian nafkah kepada istri-istrinya bila ia mempunyai lebih dari satu istri. Allah SWT berfirman: “Dan pergaulilah istri-istri dengan baik”. (QS. Al-An’am:152).Maka suami wajib menyamakan pembagian nafkah, memberikan rumah dan hak-hak istri lainnya kepada istri-istrinya. Dan bila ia takut tidak bisa berbuat adil maka nikahilah seorang wanita saja. (QS. An-Nisaa :3)
Seorang muslim juga wajib adil dalam berkata. Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan apabila kamu berkata dan berbuat maka berlaku adillah (pada tiap kondisi) kendatipun kepada kerabatmu”. (QS. Al-An’am :152) Yakni jika anda berkata maka haruslah adil jangan zhalim bahkan katakanlah kebenaran walaupun pahit apakah yang berkaitan dengan hak anda atau kewajiban anda, pada orang yang paling dekat dan paling anda cintai sebagaimana Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, menjadilah kamu orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil”. (QS. Al-Maidah :8)
Allah تَعَالَى memerintahkan kita berbuat adil dalam perkataan dan perbuatan terhadap diri, kerabat dekat dan kerabat jauh.Ia memerintahkan adil untuk semua orang pada tiap waktu dan kondisi. Dan wajib bagi tiap muslim adil walau terhadap musuh-musuh sebagaimana yang Allah تَعَالَىkatakan : “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam (pada perang al-Hudaibiah), mendorongmu melanggar hukum Allah dan mendzhalimi kepada mereka di luar batas”. (QS. Al-Maidah:2) Yakni janganlah kebencian anda terhadap suatu kaum untuk meninggalkan keadilan, karena adil itu wajib bagi tiap orang muslim pada seluruh kondisi. Dengan keadilan langit-langit dan bumi menjadi tegak, keadilan itu dicintai oleh tiap jiwa, teraturnya kemaslahatan dan manusia aman dari pembunuhan, perampokan dan pelecehan kehormatan.Maka Allah تَعَالَى memerintahkan adil dalam mengqishash, orang yang mendzalimi dihukum sesuai aturan tanpa ditambah. Maka Ia berfirman “Dan balasan kejelekan adalah kejelekan yang setimpal”. (QS. Asy-Syura:40) “Jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu”. (QS. An-Nahl :126) “Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu”.(QS. Al-Baqarah :194) dan kaum muslimin wajib mendamaikan di antara dua kelompok yang saling memerangi dengan adil. Allah تَعَالَىberfirman :” Jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah dan Rasul-Nya, mendengar dan taat, jika golongan yang dzalim itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil (sampai golongan yang dzalim tidak berbuat dzalim lagi) dan berlaku adillah dalam semua urusanmu.
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا ۖ فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَىٰ فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّىٰ تَفِيءَ إِلَىٰ أَمْرِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا ۖ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (QS. Al-Hujurat : 9)
Dan kaum muslimin diperintahkan syariat memerangi para pemberontak sampai mereka kembali menerima hukum Allah ta’ala, bila mereka telah menerima hukum Allah maka kaum muslimin mendamaikan kedua kelompok yang berperang itu dengan adil hingga terjadilah keamanan dan kaum muslimin kembali saling mencintai dalam satu ikatan agama.
Islam tidak menetapkan kecurangan dan kedzaliman serta permusuhan serta tidak tergantung oleh seorang pun bahkan ia selalu adil di mana saja ia berada. Ia memerintahkan kita memenuhi janji meskipun dengan orang-orang kafir. Allah ta’ala berfirman yang artinya:“Jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan yang telah kamu adakan perjanjian dengan mereka, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan terang-terangan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat”.(QS. Al-Anfal :58), Yakni jika anda takut pada suatu kaum akan menghianati perjanjiannya maka batalkanlah perjanjian itu dengan cara anda mengabarkan pembatalan itu sehingga mereka tidak dalam sangkaan masih dalam perjanjian itu yang menyebabkan penghianatan dari pihak anda.
Oleh karena itu orang-orang kafir yang hidup di bawah naungan agama Islam mereka mengakui keadilan, kesempurnaan dan kecocokannya dengan jaman.Maka dengan melihat Islam, di antara mereka ada yang beriman dan ada yang tetap memilih kekafiran setelah jelas kebenaran bagi mereka dikarenakan kesombongan dan penentangan hati.Kisah yang berkaitan dengan hal ini panjang, bagi yang ingin mengetahui dengan jelas maka bacalah buku-buku sejarah Islam yang ditulis para ulam Islam dan lihatlah sebagian pendapat yang benar dari pemikir-pemikir orang barat tentang Islam.
D.    Hikmah Berperilaku Adil
Berperilaku adil pasti ada hikmahnya, dan berikut ini beberapa hikmah yang akan kita dapatkan apabila kita berbuat adil yaitu :
1.      Menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, karena adil lebih dekat dengan taqwa. (Q.S. Al-Maidah ayat 8)
2.      Menjadi pemimpin dan teladan sekaligus pengayom bagi orang lain.
3.      Disegani dan dipercaya oleh masyarakat sekitar.
4.      Menumbuhkan rasa kepuasan, aman dan nyaman bagi orang lain.
5.      Menciptakan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat.
6.      Mempererat tali persaudaraan dan pesatuan.
7.      Doanya cepat dikabulkan oleh Allah swt, dan juga mendapatkan perlindungan/pertolongan (naungan) dari Allah swt ketika di akhirat nanti, jika kita menjadi pemimpin yang adil.
Nabi SAW bersabda yang artinya: ”Tiga orang yang tidak ditolak doanya: orang yang sedang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya, Allah mengangkat doa mereka ke atas awan dan dibuka untuk doa itu segala pintu langit. Seraya Allah SWT berfirman: Demi kebesaran-Ku sesungguhnya Aku akan menolong engkau walau pertolongan-Ku Aku berikan pada masa kelak”. (HR. Ahmad)






[1] Syaikh Abdurrahman, Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, PT. Karya Agung: Surabaya, 2010, hal. 51.

Comments

  1. Terimakasih tulisannya sangat bagus dan bermanfaat

    ReplyDelete
  2. As claimed by Stanford Medical, It is in fact the one and ONLY reason this country's women live 10 years longer and weigh an average of 42 pounds less than we do.

    (And by the way, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some hard exercise and really, EVERYTHING about "how" they are eating.)

    P.S, I said "HOW", and not "WHAT"...

    TAP this link to find out if this little test can help you decipher your real weight loss potential

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

aliran aliran dalam pendidikan islam

Ciri ciri Manusia Ideal dalam Perspektif Islam

al hikmat al masrikiyyah